Senin, 31 Desember 2012

Selamat Tahun Baru 2013

Ketika embun menguap

seketika segala impian melanglang

ketika masa berganti

seketika kenangan lebur dalam picisan
................................................................
kelabu kemarin belum juga sirna

ketika engkau berkata dengan semesta

kau ingin menggapai suratan

maka terbanglah merengkuh impianmu
.................................................................
hei kau.......kau.......dan kau........

hei kau sang pemimpi.........

teruslah berkelana menyongsong aroma bayu

dengan segumpal asa yang tercecer dengan ragam isyarat

demi sebuah cita gemilang

semoga kau tak menghapus cinta diantara cinta
..................................................................
Selamat Tahun Baru 2013
Amirul Mu'min

Selasa, 11 Desember 2012

HUjan Kemarin


Masih ingin kukecup rindu itu
seperti disaat hujan basahi tubuh senja kemarin
disaat lakon perjuangan diteriakan
aku melihatmu,dengan gerai rambutmu yang indah
nyata disela - sela rintik hujan
..................................................
Aku bukan rindu ingin memelukmu
atau rindu saat bercengkrama denganmu

sebab ada sesal yang tersangkut diujung lidah
untuk kisah yang belum sempat terukir
kau pergi seperti membawa rahasia
....................................................
ada apa dengan senyum itu?
apakah hujan akhir musim tlah mengubur bahagiamu?
ataukah angin tlah membawa ceriamu?
kau begitu diam
begitu misteri
....................................................

Sabtu, 01 Desember 2012

selepas november

buaian november baru saja usai

namun auranya masih lekat tercium disetiap hela nafas

begitu ramah menyeka setiap sudut kepiluan

masih........masih bermain diubun-ubun
......................................................
Aku masih berdiri disini

menghela membiarkan kasih itu berlalu

menyisihkan ragam tanya yang menggoda

yah,aku masih disini menatap hingga lepas
.......................................................
Ketahuilah rasa itu tak pernah mati

Menantang badai jika desember adalah kelabu

kokoh tegap menanti akhir sisi perjuangan

karena rasa adalah ketetapan hati
......................................................
01 - 12 - 2012
AM

malam ini

Ketika malam ini aku harus menuliskan puisi

mungkin tentang serangga malam yang memadu kasih

disela-sela bisingnya sang penjaja malam

atau tentang sang penakluk malam

yang teriakannya menembus gelap

yang suaranya memekik mengadu nasib

atau tentang penggoda jalanan

yang suaranya memelas merayu

dalam lirihnya adalah kepahitan hidup

Sungguh menggugah rasa

Ironis memang
............
Tapi sayang aku enggan berjanji atau berikrar

menyematkan secuil harap dalam pigura yang setengah telanjang

Dengan ulasan senyum yang seakan menyeringai
.............
Bintang....!!!

seharusnya engkau memberi warna

mungkin akan tertinggal dalam jejak perjalanan

tapi kau biarkan kosong.....

Membisu.....dalam kehampaan

hanya nikmat separuh malam
............

Pagi ini

Pagi ini aku ingin menuliskan puisi untukmu

karena semerbak keharuman telah engkau tawarkan

juga kesejukan engkau warnai pula dengan syahdu

dengan hamparan kilau mentari

kau datang dengan sikap bijaksana

diantara amarah yang kian meraja

biarkan aku bebas seperti terbang dan jatuhnya bunga ilalang

mungkin nurani tak hampa

ini dunia yang aku rambah sekian waktu mencari keteduhan yang menggairahkan
.............
Makassar,1 muharam 1434 Hijriah

Bukan Keberadaan

Bukan keberadaan yang teramat memilukan
hanya kesenyapan yang membungakan dahaga
Kekosongan yang senantiasa hadir dengan jari yang halus
Dalam sukma tertuang,merepih adanya
.............................................
Engkaukah bunga yang sepi dan berlari itu....
yang mengejar arus angin lalu tersangkut,terjatuh dalam pusaran godaan
lalu pesona memasungmu hingga kau tak bisa berlari
kau terjatuh


............................................
bayang - bayang kelabu pun perlahan tersisih
bukan karena lelah ataupun menyerah
tapi itu adalah niscaya
ketika kau telah temukan arti adamu
..............................................

Gaza oh gaza

Gaza oh gaza........

Apa kabarmu pagi ini disana?

ketika sang mentari menyapa dengan sumringah

kau menyapanya dengan cemas

ketika orang - orang ramai menyediakan kopi panas atau mungkin teh hangat

kau menanti,kau meradang,kau kesakitan
............................
gaza oh gaza........

Tirani telah menjadi hiasan disepanjang waktumu

ketika zionis beserta antek - anteknya menyuarakan propaganda kebiadaban

hanya karena hal primordial yang semu

gaza....oh gaza.........

kau terluka,kau merintih menanti saudaramu yang tak kunjung datang

masih adakah kata saudara dalam hidup ini?

dimanakah ikatan yang katanya sesama muslim itu bersaudara?

dimanakah letak persaudaraan itu?

tidakkah kau lihat saudaramu meringis?

mata yang begitu bening kini tercemar asap roket beracun

wajah yang dulu berseri kau biarkan layu terpanggang api kemunafikan

gaza....oh gaza....

kau terbiar layu dalam sengatan api keangkaramurkaan zionis
............................................................

Mungkin

Jika saja mendung membawakanku selarik roman dan seikat cinta di senjaku kali ini

aku akan bersajak tentang cinta di antara bulir-bulir kasih yang menyemai rindu

tapi tetap saja ia membawa tanya yang masih saja tak berjawab

hingga sajak - sajak cinta terlantar disela - sela kebisingan

Berpeluk dengan bisikan senja dibulan november yang kian ranum
..............................................

..............................................
Engkau seperti hilang,hanya bayang yang kian abstrak

tinggalkan jejak dalam hempasan debu

ini bukanlah risalah tentang cinta dari hati yang pilu

sebatas cinta yang bernoktah pekat oleh ilusi
........................................................................
mungkin celotehan egois,romantis dan bengis kurangkaikan

tentang celah rindu yang bernaung,yang menghentak kedirianku

mungkin..................

seperti laila

seperti laila
........................
Laila yang pernah menggilakanku

Laila yang terdiam dipelataran sepi

yang tampak pucat terkulai rindu

Laila........

Berikanlah setitik bening dari rindumu itu

untuk aku bersajak mesra tentang cinta

mungkin akan menyibak tirai kehampaan

Laila.........

Lihatlah betapa cinta telah buta

hingga menggoyahkan sisi kalbu

Kemarilah,jamah dan resapilah
..............................................

Sabtu, 24 November 2012

Sinopsis

Pada hakikatnya perjalanan itu adalah gerak,suatu gerak yang dinamis,yang memiliki awal dan akhir.Tanpa kita sadari kita telah mengawali perjalanan itu dalam hidup entah itu saat kita terlahir hingga sampai dimana saat ini kita berdiri dan itu akan terus berlanjut sampai kealam tanpa batas............

yah,perjalanan itu berawal dari sebuah visi yang mengharuskan kita terus melangkah untuk mewujudkan visi tersebut..........

Mungkin masih terpatri dalam benak kita tentang bayangan masa kecil,dengan sekelumit pertanyaan tentang bagaimana hidup kita nantinya dan kenapa kita mesti ada di muka bumi ini.........pertanyaan - pertanyaan demikian adalah bukti bahwa perjalanan setiap manusia itu merupakan fitrahwi setiap makhluk.......

Proses perjalanan akan melewati fase - fase dalam hidup.........seperti fase perkenalan terhadap lingkungan dan fase dimana kita melakoni hidup secara nyata.lebih singkatnya dalam perjalanan itu kita akan mengenal yang namanya CITA,CINTA DAN Bagaimana perjalanan hidup itu sendiri.........

( Sebuah gambaran dari Buku "Bingkisan dari Perjalanan" tentang cita ,cinta dan perjalanan )

Jumat, 16 November 2012

Kita

Kita adalah perjumpaan itu bukan aku bukan kamu
sebab adalah kerinduan yang bersemi
memahami cinta yang tak mengenal kata kalah setelah berjuang,
sebab sebenarnya ia adalah pemenang

Jalan menuju rumahmu berkabut,
sejak dulu penuh jebakan,
hingga pula menyakiti,
sebenarnya cinta bukan seperti itu,
jika hanya aku yang meyakini dan kamu tak hendak mengisi,
jarak senantiasa melubanginya sebagai rindu,
sisakan sesak yang penuh harap

Namun perlahan kamu menanam sesal di ujung lidah,
dan aku mengangguk, menghindar dan pergi, dari tatapmu
Jadi berhentilah menderu-deru sebagai laut di pulauku,
bukan sebab gulungan ombak selalu meminta tiap mil tepiku jadi bagiannya,
buat sebuah daratan yang kelak akan tenggelam adalah kepastian
tapi hidup semestinya memerdekakan kehendak
tanpa meminta lebihnya menjadi apa,
sekali berarti lalu selesai menutup cerita,
hanya sebuah koma mencari titiknya sebagai tanda

Pagi adalah semangat

Ketika malam berlalu

seketika kenangan menjadi semangat

semangat yang menjadi bara dalam setiap langkah

Ketika mentari datang menyapa

itu adalah semangat yang menjadi juang

kasih........

malam telah berlalu

saatnya menunjukkan pada dunia

semangat yang membara

biarkan kisah semalam

biarkan ia melebur dalam ego

kau puisi pagiku

Pagi ini aku ingin menuliskan puisi untukmu

karena semerbak keharuman telah engkau tawarkan

juga kesejukan engkau warnai pula dengan syahdu

dengan hamparan kilau mentari

kau datang dengan sikap bijaksana

diantara amarah yang kian meraja

biarkan aku bebas seperti terbang dan jatuhnya bunga ilalang

mungkin nurani tak hampa

ini dunia yang aku rambah sekian waktu mencari keteduhan yang menggairahkan
.............
Makassar,1 muharam 1434 Hijriah

para penggoda malam

Ketika malam ini aku harus menuliskan puisi

mungkin tentang serangga malam yang memadu kasih

disela-sela bisingnya sang penjaja malam

atau tentang sang penakluk malam

yang teriakannya menembus gelap

yang suaranya memekik mengadu nasib

atau tentang penggoda jalanan

yang suaranya memelas merayu

dalam lirihnya adalah kepahitan hidup

Sungguh menggugah rasa

Ironis memang
............
Tapi sayang aku enggan berjanji atau berikrar

menyematkan secuil harap dalam pigura yang setengah telanjang

Dengan ulasan senyum yang seakan menyeringai
.............
Bintang....!!!

seharusnya engkau memberi warna

mungkin akan tertinggal dalam jejak perjalanan

tapi kau biarkan kosong.....

Membisu.....dalam kehampaan

hanya nikmat separuh malam
............

hening

Saat hening menerpa pada celah aula sukma
pada temaram aku memadu
dermaga jiwa terkucil dari tambatan kasih
oleh guratan kisah abstrak

malam kian meraja merambat dalam heningnya
Seperti kentalnya bara dan merahnya
aku sisipkan rindu dalam remangnya
tak banyak lagi harapan yang berbunga
selain dingin perlahan mengental membisu


Cinta sebening telaga begitu eksotis
seperti bening berserakan meneparkan jalang
yah.......mungkin itu harap yang menggantung pada sepi..........

Saat kau pergi

malam berdetak sunyi
senandungkan rindu bernada sendu
mengiringi nyanyian suara hati
miris berbalut keluh
..............
sejenak menjadi hampa
ketika kata itu terucap dari bibir mungilmu
debaran jantung tak berirama tak pasti
ketika kau ingin melepaskan sayapmu
entahlah...itu inginmu

..............
kini hanya kenangan bertebaran
ada namamu disana
diatas tumpukan kertas yang mulai lusuh
................
masih terdengar desah nafas kita
mengalun manja dalam relung
saat kita menggoda malam
dengan belaian angin penuh hasrat
................
lalu sebait puisi menghujam
menemani raga di pembaringan hati
kau tlah berlalu
dengan tanya tak berjawab
...............

Minggu, 11 November 2012

sekedar saja


Izinkanlah aku sekedar mengorek kenangan

kenangan yang mengantarkanku pada perjalanan pencarian falsafah hidup

Izinkan aku mengukir lembaran kisah

kisah yang menjadi irama dalam pencarian akan makna cinta

Izinkan aku mengingat nama

nama yang mengawali dari pengelanaan ini dipadang yang tak bertepi

izinkan aku bercerita

cerita yang melukiskan akanmu yang menggugah cintaku yang tak sekedar cinta

izinkan aku mengenang

mengenang kasih yang kujalani tanpa cemas menyelubungi

izinkan aku bertutur tuk menyambung kisah lampauku yang belum selesai

Izinkan...........

izinkanlah aku berkata

kata-kata yang bisa mewakili hati yang penuh tanya

aku tak sanggup memungkiri rasa ini..........

?Tanya

Adakah kau lihat saat mentari berlalu
wajah wajah kusam yang memelas
sembari bibir berkata
apakah semuanya akan berakhir
seperti halnya mentari yang berlalu
yang menggapai malam
tersusun jemari yang gemetar menengadah
dari bibir yang menggumamkan sabda-sabda suci
mengharap kesejahteraan dan kedamaian
di tengah kegersangan hati yang melanda
duka sudah tak bertepi
derita menjadi irama kehidupan
ujung penantian hanya menjadi harapan

Aku goresan takdir yang menyapa


Masih tetap merangkak dan mengais  disetiap tapak penderitaan

di tengah kegersangan hati yang menyelimuti

 dan segenggam asa  diam terpaku di sudut ruang hati

Ia menggema namun tanpa suara.....Lama tertidur oleh waktu

yang kutau kutak pernah memaki matahari di terik nya

atau berkeluh saat hujan menyapa bumi

hanya mencoba senyum dan bernyanyi mengikuti irama kehidupan

ketika takdir main kan peran dari fananya dunia

bukankah keadilan itu niscaya?

yang pasti ku akan terus merajut cerita indah di dunia tanpa batas

meski itu hanya butiran-butiran tapi mampu menghiasi taman hati yang gersang

karena aku hanyalah goresan takdir yang mencoba menyapa............

Inilah aku


Duhai malam!!!
Inilah aku yang datang menyapa dengan segala keluh dan rintihku
inilah aku yang datang mengayuh dalam samudera indahmu
inilah aku penghuni dalam heningmu
inilah aku penikmat dalam syahdumu
Inilah aku...........
inilah aku datang menjelma kata saat memiris kalbu
inilah aku dengan raungan jiwa karna hentakan rindu
inilah aku yang datang mencoba membagi rindu
inilah aku dengan penuh harap akanmu
inilah aku...........

seuntai harap


Aku tak ingin seperti embun yang sekedar menyapa

tatkala mentari datang kemudian ia terhempas..........

aku takut seperti air yang dalam pencariannya

tak menemukan muara dimana ia harus bersatu.........

aku tak ingin seperti pagi,siang ataupun malam

yang saling merindu akan pertemuan...........

aku tak ingin seperti gelap dan terang

yang harus saling meniadakan yang lain............

mungkinkah aku seperti waktu

yang dengannya terpahami pagi,siang ataupun malam???

atau......

mungkinkah aku seperti cahaya yang dengannya gelap dan terang terpahami???

hanya itu.......

Respect,peace and Love story


Kita telah disemaikankan dalam tempat yang sama
dan kemudian kita tumbuh pun masih bersama
Kita telah melewati  rangkaian peristiwa bersama
yang berbuah duka maupun suka

Kebesaran bukanlah apa yang ingin dicapai
menjadi sombong bukanlah hal yang di ingini
bukan pula melangkah dengan keangkuhan hati
tapi kebersamaam yang ingin dicapai

Ini kita dalam jarak pandang telah jauh
dalam ruang waktu telah terpisah
dalam langkah yang pula terpisah
demi menatap dan menyambut hari yang cerah


Amirul Mu'min
Makassar,26  juni 2011,2:34

Aku cinta padamu


sebuah kata ingin kurangkai untukmu

sebagai persembahan atas cintaku
yang memujamu di atas cinta yang ada
yang berharap penantian berakhir indah


tapi aku ragu
apakah kata-kataku dapat meyakinkanmu
dapat menggugah dan mengetuk pintu hatimu

ingin kugenggam tanganmu
kukecup dalam dekap rinduku
kubelai bersama hasrat yang ada padaku
ku tenggelamkan dalam samudra cintaku
rindu ini selalu sertaku dalam setiap langkah
terpatri indah namamu dalam sanubariku
berhias indah dalam setiap simpuh doaku
andai kau tahu
rangkaian kata ini tidaklah cukup
sebagai pengakuanku atas cintamu
yang bersemayam dalam kalbuku
hanya mampu kukatakan
AKU CINTA PADAMU

Antara bayang dan kenyataan

Kita bermain
diantara angan yang masih dingin.......

Mencoba menerka
apakah sama yang kita rasa.........

Dan.......
ada yang ingin kukatakan
Sebelum semua hanyalah impian
Bahwa.......
pernah ada nama
Yang hadir dalam gejolak jiwa........

Dan.........
kaupun terlewati
Saat musim telah berganti........

Cinta.......
ada Yang masih setia untuK berjumpa
jika waktu tak berkehendak lain



Kita adalah

Aku menyapa dirimu dan sepimu
dìmana kau dalam pelukan nafsu birahi
dan gejolak asmara
usah kau malu padaku
aku adalah kau dalam nista
kita dalam caci maki dari yang suci.tak peduli.
Karna kau dan aku adalah syahwat keparat
yang sama lagi seimbang kemarilah,
kita hirup segala dosa ini
walau ada timpa menghadang nun jauh disana
karna kìta tertutup dari pandang mata nan kasat
Kita.....
Yang lelah kecewa pada tegur dan ramah
meracik segala bumbu-bumbu nikmat pelukan nirwana
tak ada duka,hanya suka
tak ada benci,hanya cinta
untuk apa peduli kami yang penuh kutuk
kita dikutuk untuk saling mencinta..........

Ajari aku

Ajari aku keindahan dari sepasang sayu yang kutatap itu

ajari aku keindahan dari sebaris  senyum itu

ajari aku keindahan lewat kisah yang kau torehkan itu

ajari aku keindahan lewat syair yang acapkali kau ucapkan itu

ajari aku kendahan itu.........

agar aku bisa memuisikan namamu

agar aku bisa menjadi puisi dalam rindumu

agar aku bisa menjadi barisan kata dalam bait-bait cintamu

agar aku bisa menjadi perangkum segala aksara dihatimu

Tidakkah kau tau........?

betapa miris jika harap menjadi bias

betapa malam hanya menjadi pekat

betapa menyayat ketika hati hadirkan ragu...........

aku hanya ingin kau tau
akulah insan yang ingin kasih dan sayang dari jiwa yang punyai hati.............

Mungkin aku takut merindu

Biarlah angin membawa bisikan

Biarlah awan membawa gumpalan

Dan biarlah aksara kumuh menorehkan gulana- gulana

atau kekeruhan semata..........

Aku hembuskan lagi asap nikotin pelengkap yang sempurna

cuma sekedar pelepas dahaga dan ralat kemelut atau prahara


Mungkin aku sudah mulai takut pada kerinduan....

mungkin karena enggan aku semaikan butiran yang kelak cuma kehampaan yang mati tak berkesan

Harumkan rindu ini bila saja kau mampu membuat aku rindu sesaat saja

Ketika aku tak lagi menanyakan tentang hati dan raga

Telah terhimpun ragam warna

Tanpa kujabat kepedihan tak berarti rasa manis

Perempuan itu

Dengan  malam penuh keresahan

dengan tatapan penuh harap

mungkin  itu adalah penantian

perempuan itu........

adalah rindu dalam kesunyian

adalah bening  dalam pekat

adalah kelembutan dalam amarah

dalam gumamnya adalah puja

dalam sapanya adalah semangat

perempuan itu......

adalah canda dalam gundah

adalah api dalam hati

adalah bara dalam semangat

Ketahuilah!

kau adalah bulan dengan kilau sinarnya

yang bisa padamkan prahara dan angkara

Di air tenangnya........

yang melumatkan segala dendam

di peraduanmu.......

Kau adalah pusat

dimana rindu senantiasa berrotasi

kau adalah perempuan itu

Perempuan yang tidur di atas hamparan penantian

Tak pernah lelap sampai matahari tak mau sembunyi

Untuk mereka yang tak pernah lelah dalam penantian
dipenghujung mentari ada senja yang slalu menyapa
Makassar,31 oktober 2012


Sabtu, 20 Oktober 2012

Asal Usul Pulau Muna


liangkobori2Muna pada awalnya dikenal dengan nama WUNA.yang dalam Bahasa Muna berti bunga. Nama itu memberi makna spiritual kepada kejadian alamnya,dimana terdapat gugusan batu yang berbunga. Gugusan batu tersebut menyerupai batu karang. Pada waktu-waktu tertentu batu karang dimaksud kerap mengeluarkan tunas-tunas yag tumbuh seperti bunga karang. Oleh karena kejadian itulah maka masyarakat Muna menyebutnya sebagai Kontu Kowuna artinya Batu Berbunga . Gugusan batu berbunga tersebut terletak di dekat Masjid tua Wuna di Kota Muna yang bernama bahutara ( bahtera?). Tempat dimana Kontu Kowuna tersebut berada dipercaya sebagai tempat terdamparnya kapal Sawerigading, Putra Raja Luwu di Sulawesi Selatan Yang melegenda.
Saat ini, Muna dikenal sebagai nama sebuah Pulau yang terletak pada posisi 4006 samapi 5015 lintang Selatan dan 12208 123015 bujur timur, tepatnya diantara Pulau Sulawesi dibagian Tenggara, Pulau Buton di bagian Timur dan Pulau Kabaena di Sebelah Barat. Selain nama Pulau, Muna juga menjadi nama salah satu Kabupaten dari 12 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara dengan batas-batas administrasi;
1. Di Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Spelman.
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Buton.
3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Buton Utara dan Kabupaten Buton,
4. Sebelah Barat berbataan dengan Laut Tiworo dan Kabupaten Bombana.
Selain itu Muna juga menjadi nama suku yang mendiami Pulau Muna dan sebagian besar Pulau Buton serta pulau-pulau disekitarnya yang menggunakan Bahasa Muna sebagai bahasa tutur diantara mereka.
Sebelum menjadi Kabupaten, Muna juga dikenal sebagai sebuah kerajaan yang berkedudukan di Pulau Muna bagian Utara dan Pulau Buton bagian Utara. Pembagian wilayah tersebut dilakukan pada masa Pemerintahan Raja Buton VI Lakilaponto dan Raja Muna VIII La Posasu. Kedua raja tersebut merupakan kakak beradik, Putra dari Raja Muna VI Sugi Manuru.
Sebelum menjadi raja Buton VI, La Kilaponto telah menjadi Raja Muna VII sehingga jabatan Raja di kedua kerajaan itu diembannya secara bersamaan selama tiga tahun bersama dengan kerajaan lainnya yakni Kaledupa, Konawe dan kabaena. Namun setelah dilantik menjadi Sultan Buton I ( menyusul perubahan kerajaan buton menjadi Kesultanan ), jabatan Raja di empat kerajaan lainnya yang diembannya selama tiga tahun ( 1538- 1541 M ) diseraahkan pada yang berhak untuk mengembannya.
Di Kerajaan Muna jabatan Raja diserahkan pada adiknya La Posasu, sedangkan dikeraajaan-kerajaan lainnya tidak ada cacaatan sejaarah yang mengisahkan bagaimana proses penyerahannya dan pada siapa diserahkan. Bersamaan dengan penyerahan kekuasaan di kerajaan Muna , turut pula dibagi wilayah kerajaan sebagaimana dijelaskan diatas.
La Kimi Batoa dalam bukunya Sejarah Muna terbitan CV. Astri Raha, menjelaskan pembagian wialayah tersebut karena kecintaan La Kilaponto pada dua wilayah di bagian Selatan Pulau Muna yaitu Gu dan Mawasangka sehingga beliau memohon pada adiknya sekaligus penggantinya sebagai raja Muna La Posasu agar kedua wilayah dimaksud menjadi bagian dari wilayah Kesultanan Buton. Sebagai gantinya, La Kilaponto menyerahkan dua wilayah yang sebelumnya masuk dalam wilayah Kesultanan Buton yang ada di bagian Utara Pulau Buton yakni Kulisusu dan Wakorumba ( Sebagian wilayah tersebut saat ini menjaadi Kabupaten Buton Utara).
Banyak kisah yang menceritakan asal usul Muna Sebagai sebuah pulau, baik itu dalam tradisi lisan dikalangan masyarakat Muna maupun hikayat yang ditulis oleh masyarakat Buton. Namunn secara ilmiah belum ada penelitian yang mengungkap kebenaran cerita-cerita tentang asal usul Pulau Muna tersebut.
Kendati demikian tradisi lisan yang hidup dikalangan masyarakatlah dan hikayat yang ditulis oleh masyarakat Buton yang sering dijadikan sebagai referensi dalam menulis sejarah asal usul Pulau Muna dan Pulau Buton.Untuk itu penulis akan menjelaskan satu persatu cerita dan hikayat tersebut.
A. HIKAYAT ASSAJARU HULIQA DAAARUL BATHNIY WA DARUL MUNAJAT
Hikayat Assajaru Huliqa Daarul Bathniy Wa Daarul Munajat”(Hakikat Kejadian Negeri Buton dan Negeri Muna- Buku Tambaga ) mengisahkan bahwa Pulau Muna dan Pulau Buton berasal dari segumpal tanah yang muncul dari dasar laut yang ditandai dengan sebuah ledakan yang maha dasyat. Hikayat tersebut menceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW. mengadakan rapat dengan para sahabat, tiba-tiba terdengar sebuah ledakan yang yang sangat keras hinga mengejutkan para sahabat yang lagi mengikuti rapat. Mendengar suara tersebut salah seorang sahabat bertanya pada Nabi Muhammad SAW. apa gerangan yang sedang terjadi. Pertanyaan sahabat itu dijawab oleh Nabi Muhammad SAW bahwasanya disebelah timur telah muncul dua buah Pulau ( Wuna & Buton ) yang mana penghuninya nantinya akan menjadi pemeluk agama Islam yang taat.
Olehnya itu diutuslah dua orang sahabat yakni Abdul Sukur dan Abdul Gafur untuk Mencari pulau dimaksud oleh Rasulullah SAW sekaligus menyebarkan agama islam di kedua pulau tersebut.
Dalam pencarian sebuah negeri sebagaimana yang di wasiatkan oleh Rasulullah SAW, kedua utusan tersebut terlebih dahulu menyinggahi beberapa negeri sebelum menemukan dua buah pulau ( ditemukan dalam arti hakiki ) di maksud yaitu Pulau Wuna - ( Muna ) dan Pulau Buton. Setelah kedua utusan tersebut menemukan negeri dimaksud ,maka ditancapkanlah sebuah bendera. Selain menancapkan bendera, kedua utusan tersebut juga memberikan nama pulau yang telah ditemukan yaitu Butuuni dan Munajat yang artinya Perut bumi dan Kesejahteraan.
Kisah seperti yang diceritakan hikayat “Assajaru Huliqa Daarul Bathniy Wa Daarul Munajat” mengenai asal mula Pulau Muna dan Pulau Buton diatas secara ilmiah tidak dapat- dipertanggungjawabkan, sebab masa kerasulan Nabi Muhammad SAW di mulai setelah beliau berusia 40 tahun atau sekitar tahun 600-an M. jadi kalau mengacu pada buku “Assajaru Huliqa Daarul Bathniy Wa Daarul Munajat” berarti umur pulau Muna dan Pulau Buton baru sekitar 1400 tahun.
Intinya Buku tambaga hikayat Assjaru Huliqa Darul bathniy Wa Darul Munajat bukanlah teks sejarah tentang asal usul pulau Muna dan Pulau Buton. Hikayat Assajaru Huliqa Darul bathniy Wa Darul Munajat hanyalah mitos yang memberikan gambaran kebudayaan masyarakat Muna dan Buton.
B. TRADISI LISAN MASYARAKAT MUNA
Cerita lainya yang mengisahkan asal mula Pulau Muna adalah seperti yang dituturkan dalam tradisi lisan masyarakat Muna. Tradisi lisan tersebut telah menjadi referensi penulis sejarah Muna untuk menceritakan asal mula Pulau Muna, Dalam tradisi lisan itu dikisahkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh Sawerigading pelaut dari kerajaan Luwu di Sulawesi Selatan dan pengikutnya sebanyak 40 orang.Mereka itu terdampar di sebuah wilayah yang saat ini bernama BAHUTARA ( Bahtera?). Terdamparnya Kapal Swaerigading tersebut akibat munculnya pulau dari dasar laut.
Bukti terdamparnya kapal sawerigading tersebut adalah adanya sebuah bukit yang menyerupai sebuah kapal lengkap dengan kabin-kabinnya. Bukit yang menyerupai kapal tersebut diyakini oleh masyarakat Muna sebagai fosil dari Kapal Sawerigading yang terdampar tersebut. Ditutur kan pula pengikut Sawerigading yang berjumlah 40 orang tersebut kemudian menjadi cikal bakal masyarakat Muna.
Bukti lainya yang menguatkan keyakinan masyarakat Muna terhadap kebenaran tradisi lisan yang telah hidup berates-ratus tahun dikalangan masyarakat muna adalah adanya sebuah bukit karang yang mana pada waktu-waktu tertentu mengeluarkan bunga yang mirip dengan bunga karang. Bukit batu yang juga terletak di Bhahutara tersebut di namakan Kontu Kowunayang artinya batu berbunga. Bukit batu yang mengeluarkan bunga tersebutlah konon sebagai asal usul penamaan Pulau dan Kerajaan Wuna
Walaupu tradisi lisan masyarakat Muna tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, khususnya tentang awal terjadinya Pulau Muna namun tidak dapat dikatakan sebagai sejarah asal usul terjadian Pulau Muna karena dibumbui dengan mitos dan kisah-kisah luar biasa.
Jadi tradisi lisan masyarakat Muna tentang asal usul Pulau muna juga belum dapat dikatakan sebagai sejarah asal usul Pulau Muna, untuk itu perlu ada penelitian yang lebih mendalam lagi untuk membuktikan kebenaranya secara ilmih.
C. EPIK I LAGALIGO
Cerita yang memiliki kemiripan dengan tradisi lisan masyarakat Muna tentang asal usul Pulau Muna adalah epic I La galigo. Epic itu mengisahkan bahwa Sawerigading adalah seorang pelaut yang tangguh. Dia melakukan penjelajahan samudera setelah bersumpah untuk tidak kembali di negerinya ( Luwu) karena ditentang rencananya untuk menikahi Wa Tendriyabe yang ternyata saudara kembarnya. Dikisahkan dalam epik tersebut bahwa menurut adat masyarakat Luwu hubungan antara Sawerigading dan Wa Tanriabeng ( Saudara kembar ) tidak dibolehkan. Olehnya itu keduanya harus dipisahkan.
Tokoh dari kedua pada tradisi lisan masyarakat Muna dan Epic I La galogo memiliki kesamaan nama. Demikian pula dengan peranannya. Baik tradisi lisan masyarakat Muna maupun Epik I Lagaligo mengakui bahwa Sawerigading adalah seorang Pelaut.
Penyebutan nama yang diawali dengan La bagi laki-laki masyarakat Muna memiliki kemiripna dengan penyebutan nama orang laki-laki pada suku Bugis. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa sangat besar kemungkinannya Sawerigading pernah singgah ( terdampar) di pulau Muna. Hal ini diperkuat oleh DR. Anhar Gonggong sebagai mana kutipan berikut :
Pemerintah pertama Muna yaitu Beteno Netombula juga dikenali sebagai Baidul Zamani adalah keturunan Sawerigading. Terdapat juga kisah lain yang mengatakan bahwa pemerintah pertama berasal dari Jawa, kemungkinan dari Majapahit. Permaisurinya bernama Tendiabe. Nama ini mirip dengan nama We Tenyirabeng, nama yang di dalam kisah La Galigo, yang menikah dengan Remmangrilangi’, artinya, ‘Yang tinggal di surga’. Ada kemungkinan Tendiabe adalah keturunan We Tenyirabeng. Pemerintah kedua, entah anak kepada Beteno Netombula atau Tendiabe atau kedua-duanya, bernama La Patola Kaghua Bangkano Fotu. ( La Galigo, Menelusuri Warisan Sastra Dunia DR. Anghar Gonggong)
Tapi apakah terdamparnya kapal Sawerigading tersebut merupakan awal dari munculnya Pulau Muna? Hal ini juga perlu penelitian yang lebih mendalam lagi.
D.RELIEF DI LIANGKOBORI DAN METANDUNO DAN MUSEUM KARTS INDONESIA
Asal usul keberadaan Pulau Muna yang dapat dijelaskan secara ilmiah karena telah melalui penelitian ilmiah adalah seperti yang dapat dilihat pada panel monitor museum karts Indonesia yang terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Dari panel tersebut kita dapat mengetahi bahwa Pulau Muna hampir seluruhnya tersusun oleh batu gamping berumur Pleistosen (sekitar 1,8 juta tahun yang lalu). Batu gamping ini diperkirakan dari Formasi Wapulaka, seperti terlihat pada tebing-tebing batu gamping ( Karts ) di sepanjang pantai. Batu gamping ini merupakan terumbu karang yang terangkat dan sekarang membentuk kawasan kars yang luas.( Museum Karts Indonesia ).
Itu artinya bahwa pulau Muna sebelumnya adalah terumbu karang yang ada didasar lautan, namun karena desakan dari bawah maka terumbu karang tersebut muncul dipermukaan dan menjadi sebuah pulau. Bukti kuat dari itu adalah sebuah wilayah disekitar Kota Muna lama dimana ada hamparan batu karang yang pada saat-saat tertentu mengeluarkan tunas-tunas seperti terumbu karang didasar laut, namun warnanya agak berbeda yaitu putih. Tempat itu dikenal dengan Kontu Kowuna yang artinya batu berbbunga.
Selain data yang tersimpan pada museum karts Indonesia, yang telah diteliti seecara ilmiah adalah relief yang ada di gua Liangkobori dan gua Metanduno. Relief yang terdapat di dinding gua tersebut menggambarkan kehidupan dan peradaban masyarakat Muna pada jaman purba. Relief tersebut menurut beberapa penelitian telah berumur lebih dari 25.000 tahun. Itu artinya bahwa jauh sebelum itu Pulau Muna telah ada dan telah di huni oleh manusia.