Jumat, 16 November 2012

Kita

Kita adalah perjumpaan itu bukan aku bukan kamu
sebab adalah kerinduan yang bersemi
memahami cinta yang tak mengenal kata kalah setelah berjuang,
sebab sebenarnya ia adalah pemenang

Jalan menuju rumahmu berkabut,
sejak dulu penuh jebakan,
hingga pula menyakiti,
sebenarnya cinta bukan seperti itu,
jika hanya aku yang meyakini dan kamu tak hendak mengisi,
jarak senantiasa melubanginya sebagai rindu,
sisakan sesak yang penuh harap

Namun perlahan kamu menanam sesal di ujung lidah,
dan aku mengangguk, menghindar dan pergi, dari tatapmu
Jadi berhentilah menderu-deru sebagai laut di pulauku,
bukan sebab gulungan ombak selalu meminta tiap mil tepiku jadi bagiannya,
buat sebuah daratan yang kelak akan tenggelam adalah kepastian
tapi hidup semestinya memerdekakan kehendak
tanpa meminta lebihnya menjadi apa,
sekali berarti lalu selesai menutup cerita,
hanya sebuah koma mencari titiknya sebagai tanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar